PENDAHULUAN Persoalan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan telah mendapatkan penegasan dalam al-Qur'an, sebagaimana dalam Q.S. al-Ḥujurāt (49): 13, bahwa perbedaan jenis kelamin, warna kulit, status sosial, dan berbagai perbedaan yang sifatnya given tidaklah membedakan statusnya di hadapan Allah SWT. 1 Akan tetapi, faktanya, upaya pemahaman

BAB I DESKRIPSI KASUS Seorang ibu rumah tangga yang saat ini sudah berusia 43 tahun. Ia sudah menikah sebanyak dua kali. Pada pernikahan yang pertama, wanita ini berusia 28 tahun, akan tetapi selama pernikahannya, ia tidak dikaruniai seorang anak. Akhirnya ia bercerai dan menikah kembali pada usia 30 tahun dengan seorang pria yang berbeda three tahun lebih tua darinya, yang saat ini sudah berusia 46 tahun. Dengan suaminya yang sekarang, wanita ini akhirnya dikaruniai three orang anak. Yang pertama saat ini tengah duduk dikelas 7 SMP berusia 12 tahun, yang kedua sedang duduk dibangku SD kelas 2 berusia 7 tahun, dan yang terakhir baru berusia 10 bulan. Setelah kelahiran anaknya yang pertama, wanita ini menggunakan program KB dengan cara suntik. Begitu pula setelah kelahiran anak keduanya yang berjarak 5 tahun dari anak pertama, ia kembali memasang KB suntik dan melakukan kontrol 3 bulan sekali. Suaminya pun hanya mengantar sang istri kontrol pada KB suntik anak kedua ini. Akan tetapi, KB suntik ini kurang berhasil, karena wanita ini ternyata pada usianya yang ke-42 justru hamil anak ketiga. Atas saran dari dokter untuk tidak hamil lagi dan dikarenakan usianya juga yang rentan untuk hamil, ia akhirmya memutuskan untuk menggunakan plan steril Ia memasang KB jenis ini atas izin dan persetujuan dari suaminya. Mereka juga telah membicarakan dengan matang keputusan untuk memasang KB jenis ini. Akan tetapi, sang suami tidak mau ikut memasang alat kontrasepsi pada dirinya dikarenakan ia merasa malas sehingga hanya istrinya saja yang KB. Wanita ini memasang KB pada usia ke-43 disalah satu rs swasta disekitar tempat tinggalnya. Setelah 3 hari pemasangan KB, ia kembali lagi ke rs tersebut untuk ditarik benangnya saat pemasangan KB. Selama ia KB, ia memiliki keluhan seperti merasa ada yang mengganjal, meskipun begitu sang suami tetap menemani istrinya saat melakukan pemasangan KB. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Kesehatan Reproduksi Kesehatan reproduksi adalah suatu kondisi yang sempurna dari fisik, mental dan keadaan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan dan kecacatan dalam setiap persoalan yang berhubungan dengan sistem, fungsi serta proses reproduksi. Konsep dan definisi lainnya yang juga disepakati dan berkaitan dengan kesehatan reproduksi, yaitu kesehatan seksual, hak seksual, dan hak reproduksi. Kesehatan reproduksi merupakan salah satu topik penting yang mendapat perhatian dari berbagai pihak, baik di dalam maupun di luar negeri. Meluasnya liputan media massa sampai ke pelosok negeri yang menyajikan fakta seputar kesehatan reproduksi, baik positif maupun negatif mendorong pemerintah, perorangan, swasta dan lembaga swadaya masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam menyosialisasikan sekaligus memberikan jalan keluar atas permasalahan kesehatan reproduksi Immamah, 2009. Partisipasi pria dalam melakukan KB dan kaitannya dengan kesehatan reproduksi Partisipasi pria dalam melakukan KB yang kaitannya dengan kesehatan reproduksi adalah tanggung jawab pria atau suami dalam kesertaan ber-KB, serta berperilaku seksual yang sehat dan aman bagi dirinya, pasangan dan keluarganya. Bentuk partisipasi pria atau suami dalam KB dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Partisipasi pria atau suami secara langsung sebagai peserta KB adalah pria atau suami menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan, seperti kondom, vasektomi, serta KB alamiah yang melibatkan pria atau suami metode sanggama terputus dan metode pantang berkala. Tanggung jawab pria dalam kesehatan reproduksi. Tanggung jawab pria dalam kesehatan reproduksi merupakan keterlibatan dan keikutsertaan ber-KB, kesadaran berperilaku seksual yang sehat dan aman bagi dirinya, pasangan dan keluarga. Penyebab utama rendahnya tanggung jawab pria dalam masalah KB dan kesehatan reproduksi adalah minimnya petugas kesehatan, tempat-tempat konseling, sedangkan konseling merupakan kegiatan strategis dalam membantu klien agar dapat dengan mantap membuat keputusan sendiri untuk mengikuti program KB dan kesehatan reproduksi dengan memakai salah satu jenis kontrasepsi pria yang disukai, sadar dan iklas mengantar isterinya dalam periksa kehamilan, imunisasi anaknya, mengikuti perkembangan pengetahuan, menjaga kesetiaan pasangan sehingga dapat terhindar dari penyakit masalah reproduksi, seks, serta tingkah laku seksualnya. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan partisipasi pria Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan partisipasi pria adalah dengan mengadakanpertemuan, orientasi dan advokasi dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap dan kesadaran kesetaraan gender, mengembangkan tempat pelayanan KB pria yang berkualitas, penyediaan fasilitas pelayanan dan alat kontrasepsi sesuai dengan kebutuhan, peningkatan pengetahuan dan keterampilan dari pengelola, pelaksana, kader sebagai provider melalui orientasi dan pelatihan. Untuk Meningkatkan kesertaan KB Pria berarti merubah pengetahuan sikap dan perilaku dari yang sebelumnya tidak atau belum mendukung KB Pria menjadi mendukung dan mempraktekkannya sebagai peserta. Mereka yang tadinya menganggap bahwa KB adalah urusan perempuan harus bergeser ke arah anggapan bahwa KB adalah urusan serta tanggung jawab suami dan isteri Henny, 2011. Peningkatan partisipasi pria dalam ber KB dan Kesehatan Reproduksi merupakan bagian dari pelaksanaan hak-hak reproduksi dan kesehatan reproduksi. Dalam hal ini termasuk pemenuhan hak-hak pria untuk mendapatkan informasi dan akses terhadap pelayanan KB yang aman, efektif, terjangkau, dapat diterima dan menjadi pilihannya. Serta metode pengaturan kelahiran lainnya yang tidak bertentangan dengan hukum, etika dan nilai sosial Henny, 2011. Peranan Petugas Konseling Penyebab utama rendahnya tanggung jawab pria dalam masalah KB dan kesehatan reproduksi disebabkan minimnya petugas, tempat-tempat konseling, sedangkan konseling merupakan kegiatan strategis dalam membantu klien agar dapat dengan mantap membuat keputusan sendiri untuk mengikuti plan KB dan kesehatan reproduksi dengan memakai salah satu jenis kontrasepsi pria yang disukai. Persyaratan petugas konseling sebagai pemberi motivasi, penjelasan, nasihat, pendamping, pemantau dan mitra dalam pemecahan masalah harus mempunyai informasi yang lengkap, benar dan jujur, kesediaan dan minat menjadi petugas konseling, sabar, ramah dan terbuka menghargai pendapat orang lain, dapat membina hubungan dan menemukan kepercayaan klien dan tak kalah pentingnya memiliki keterampilan dalam berkomunikasi atau memberikan konseling sehingga dapat membantu klien memahami dirinya, hambatan yang ada pada dirinya dan bila diperlukan membantu dalam proses pembuatan keputusan melalui berbagai pertimbangan yang obyektif. Peran pria dalam kesehatan reproduksi Ada beberapa peran pria atau suami terhadap kesehatan reproduksi istri antara lain Peran suami pada masa sebelum istri hamil Merencanakan kelahiran anak berikutnya demi menjaga kesehatan dan keselamatan jiwa ibu dan anak. Menentukan dan memilih alat kontrasepsi untuk pengaturan kelahiran bersama suami dan isteri konsultasi dengan para ahli medis. Untuk pria, pilihan alat kontrasepsinya terutama untuk fase mencegah dan fase menjarangkan kehamilan adalah kondom. Dalam ber KB, suami dan isteri mempunyai hak dan kewajiban yang sama dan setara. Suami isteri memahami akibat sampingan dari metode kontrasepsi yang digunakan serta mengetahui tempat-tempat rujukannya. Suami mempersiapkan biaya. Suami merencanakan penolong persalinan dan tempat persalinan Peran suami pada masa ibu hamil antara lain Memberikan perhatian, perlindungan dan kasih sayang isteri yang hamil. Menjaga kehamilan isteri agar sehat dengan cara menganjurkan agar isteri tidak melakukan pekerjaan berat, istirahat cukup, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan. Suami harus memiliki pengetahuan praktis tentang masalah kesehatan reproduksi. Menciptakan suasana yang menyenangkan bagi isteri. Mendorong isteri untuk mengkonsumsi tablet besi, makan bergizi, dan mendapatkan immunisasi TT tetanus toksin sebanyak 2 kali selama kehamilan agar terhindar dari penyakit tetanus selama hamil. Mengambil alih tugas rumah tangga dari isteri. Memberikan perhatian tentang kesehatan isteri, mengajak memeriksakan secara teratur, dan menentukan tempat pelayanan persalinan yang aman. Memberikan perlindungan terhadap isteri dari masalah aborsi, karena “kehamilan yang tidak diinginkan atau dikehendaki” dengan mengajak isterinya dengan KB mengikuti program KB. Memberikan perhatian tentang kesehatan isteri yang beresiko tinggi untuk memeriksakannya ke dokter atau bidan dan memilihkan tempat pelayanan persalinan yang aman. Kemudian merencanakan kehamilan berikutnya dengan cara ber KB, tidak memaksakan untuk mempunyai anak banyak. Memahami bagaimana kerja sistem rujukan, serta menyadari bahwa kematian dalam persalinan dapat dicegah dan suami berperan untuk mencegah kematian. Memberikan perhatian kepada isteri tentang perawatan kehamilan perawatan kehamilan, cara merawat diri selama hamil, memakan makanan yang baik bagi ibu hamil, dan sebagainya. Memberikan perhatian kepada isteri dengan mengenali tanda-tanda akan melahirkan, mempersiapkan diri menghadapi persalinan, tempat persalinan, langkah-langkah jika menghadapi kelainan waktu persalinan. Peran suami kepada ibu pada masa persalinan antara lain Mendampingi isteri saat melahirkan. Memberikan dukungan moril. Peran suami pada ibu masa nifas antara lain Membantu kebutuhan isteri merawat diri dan balita menyediakan air hangat, membantu membersihkan ruangan dan kamar tidur, menyiapkan, pakaian isteri dan balitanya. Memenuhi kebutuhan makanan sehat dan bergizi bagi balita dan isteri. Selalu menjaga agar isteri dan balitanya hidup bersih. Menganjurkan agar anak balitanya diberi ASI selama 2 tahun. Selalu memperhatikan isteri di masa nifas hal-hal yang diperhatikan di masa nifas, dan perawatan tali pusat bayi. Dengan demikian partisipasi pria dalam kesehatan reproduksi dapat membantu mempertahankan dan meningkatkan kesehatan ibu hamil, merencanakan persalinan yang aman oleh tenaga medis, menghindari keterlambatan dalam mencari pertolongan medis, membantu perawatan ibu dan bayi setelah melahirkan, menjadi seorang ayah yang bertanggung jawab, menghindari dan mengakhiri kekerasan terhadap wanita, mencegah penularan HIV/AIDS, menjadi calon pasangan yang bertanggung jawab, memahami dan memberi ketenangan kepada isteri yang menopause, memahami dan mencari jalan keluar kepada keluarga infertil dan memahami serta memberi perhatian kepada keluarga lansia. Dengan meningkatkan kepedulian para suami terhadap KB dan kesehatan reproduksi akan meningkatkan pula kesejahteraan keluarga dalam bentuk keluarga kecil yang berkualitas Henny, 2011. Metode kontrasepsi pria Senggama terputus Coitus Interuptus Metode ini dilakukan dengan cara menarik keluar penis dari vagina sebelum terjadinya ejakulasi, sehingga ejakulasi dilakukan di luar vagina. Metode ini kurang efektif dalam mencegah terjadinya kehamilan karena membutuhkan kesadaran yang tinggi dari pihak pria untuk melakukannya dan juga sebelum terjadinya ejakulasi pun bisa jadi sudah terdapat air mani yang keluar dan mengandung sperma. Kondom Kondom telah dikenal sejak lama sebagai satu-satunya kontrasepsi yang selain dapat mencegah terjadinya kehamilan juga dapat mencegah terkena penyakit infeksi menular seksual seperti HIV/AIDS. Saat ini > l juta orang di dunia menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsinya dan kondom juga sudah tersedia baik untuk pria ataupun wanita. Kondom merupakan alat kontrasepsi yang aman, murah, mudah tersedia, mudah digunakan dan tidak mempengaruhi kesuburan. Bagi orang yang mempunyai alergi terhadap kondom yang terbuat dari latex dapat menggunakan kondom yang terbuat dari bahan polyurethane. Vasektomi Vasektomi telah digunakan oleh twoscore juta orang untuk perencanaan keluarga. Vasektomi merupakan cara yang cepat, sederhana, nyaman dan sangat efektif dalam hal sterilisasi secara permanen. Pria yang sudah tidak mau lagi mempunyai anak dapat memilih cara vasektomi ini, pada vasektomi saluran yang berfungsi untuk mengalirkan sperma saluran vas deferens akan dipotong, sehingga sperma tidak mengalir ke penis. Sedangkan bagian lainnya seperti testis dan penis tidak akan terpengaruh sehingga tidak akan menganggu gairah seksual dan proses ejakulasi. Pantang Berkala Pantang berkala adalah tidak melakukan persetubuhan pada masa subur istri. Terdapat tiga cara dalam melakukan metode KB pantang berkala, yaitu a Sistem kalender Merupakan salah satu cara kontrasepsi alamiah yang dapat dikerjakan sendiri oleh pasangan suami-isteri tanpa pemeriksaan medis terlebih dahulu. Caranya dengan memperhatikan masa subur isteri melalui perhitungan haid. Masa berpantang dapat dilakukan pada waktu yang sama dengan masa subur dimana saat mulainya dan berakhirnya masa subur dengan perhitungan kalender. b. Pengamatan lendir vagina Metode ini merupakan metode pantang sanggama pada masa subur. Untuk mengetahui masa subur dilakukan dengan cara mengamati lendir vagina yang diambil pada pagi hari. Metode ini dikenal sebagai metode ovulasi billing. Metode ini sangat efektif jika pasangan suami isteri menerapkan dengan baik dan benar. c. Pengukuran suhu badan Pengukuran suhu badan merupakan salah satu metode pantang berkala pada masa subur. Untuk mengetahui masa subur dilakukan dengan cara mengukur suhu badan. Pengukuran dilakukan pada pagi hari, saat bangun tidur dan belum melakukan kegiatan apapun. BAB Iii PEMBAHASAN Melalui kesepakatan ICPD Kairo tahun 1994 terjadi perubahan paradigma baru program KB Nasional dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas lebih kearah pendekatan kesehatan reproduksi dengan memperhatikan hak-hak reproduksi dan kesetaraan gender. Konsep ini menerangkan bahwa penanganan kesehatan reproduksi lebih luas meliputi pemenuhan kebutuhan kesehatan reproduksi individu baik pria maupun wanita sepanjang siklus hidupnya, termasuk hak-hak reproduksi perempuan, kesetaraan gender, tanggung jawab pria dalam kaitan dengan kesehatan reproduksi keluarga. Tanggung jawab pria dalam kesehatan reproduksi salah satunya adalah keikutsertaan dalam ber-KB Endang, 2002. Permasalahan yang timbul dalam kasus di atas dalah kurangnya partisipasi seorang suami dalam melaksanakan KB langsung sang suami merasa malas untuk menggunakan alat kontrasepsi , sang suami juga mengungapkan bahwa KB pada umumnya dilakukan oleh wanita, sehingga ia merasa tidak perlu ber-KB. Sang suami hanya berperan secara tidak langsung dalam melakukan KB, dalam hal ini suami hanya mendukung istrinya untuk memilih dan menggunakan KB. Terdapat 3 faktor utama yang mempengaruhi pria untuk tidak melakukan KB secara langsung yaitu faktor predisposisi predisposing factors, faktor pemungkin enabling factors, dan faktor penguat reinforcing factors. Faktor predisposisi merupakan faktor anteseden terhadap perilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku, yang termasuk ke dalam faktor ini adalah pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai, adat istiadat budaya, dan persepsi, berkenaan dengan motivasi seseorang atau kelompok untuk bertindak. Faktor predisposisi sebagai preferensi pribadi yang dibawa seseorang atau kelompok ke dalam suatu pengalaman belajar. Preferensi ini mungkin mendukung atau menghambat perilaku sehat, dalam setiap kasus, faktor ini mempunyai pengaruh. Berbagai faktor demografis seperti status sosial ekonomi, umur, jenis kelamin, dan ukuran keluarga penting sebagai faktor demografis. Rendahnya partisipasi pria menjadi peserta KB sdisebabkan karena terbatasnya macam dan jenis alat kontrasepsi pria serta kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang hak-hak kesehatan reproduksi, kurangnya komunikasi sejak dini banyak mempengaruhi sudut pandang yang keliru tentang seks dan keperkasaan pria, banyak pria yang beranggapan bahwa pemakaian alat kontrasepsi oleh pria akan mengganggu kenikmatan dalam hubungan seksual, anggapan yang salah tentang peranan kaum pria dan kedudukan pria dalam keluarga membuat pria jarang yang mau berkonsultasi mengenai masalah reproduksi , seks, serta tingkah laku seksualnya. , adanya persepsi bahwa wanita yang menjadi target program KB, kondisi sosial budaya masyarakat yang patrilinial yang memungkinkan kaum perempuan berada dalam sub ordinasi menyebabkan pengambilan keputusan dalam KB didominasi oleh kaum pria dan kondisi budaya juga menjadi salah satu kendala dalam meningkatkan peran serta para suami dalam ber-KB, ada anggapan bahwa anak laki-laki merupakan penerus marga, hingga sebelum ada anak laki-laki, keluarga akan terus “berproduksi” BKKBN, 1999. Faktor pemungkin adalah faktor antesenden terhadap perilaku yang memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana, yang termasuk dalam faktor pemungkin adalah keterampilan dan sumber daya pribadi atau komuniti. seperti tersedianya pelayanan kesehatan, keterjangkauan, kebijakan, peraturan perundangan BKKBN, 1999.. Dalam hal ini partisipasi pria yang rendah dalam melaksanakan KB dikarenakan aksesibilitas pria terhadap sarana pelayanan kontrasepsi rendah, dimana Puskesmas hanya menyediakan pelayanan KIA yang umumnya melayani Ibu dan Anak saja sehingga pria merasa enggan untuk konsultasi dan mendapat pelayanan, demikian pula terbatasnya jumlah sarana pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan pria. Selain itu ada beberapa keterjangkauan yang masih terbatas yang dimaksudkan agar pria dapat memperoleh informasi yang memadai dan pelayanan KB yang memuaskan masih rendah, keterjangkau itu meliputi Keterjangkauan fisik Keterjangkauan fisik dimaksudkan agar tempat pelayanan kesehatan lebih mudah menjangkau dan dijangkau oleh pria. Keterjangkauan ekonomi Keterjangkauan ekonomi ini dimaksudkan agar biaya dapat dijangkau oleh klien. Biaya untuk memperoleh pelayanan menjadi bagian penting bagi klien, Biaya klien meliputi uang, waktu, kegiatan kognitif dan upaya perilaku serta nilai yang akan diperoleh oleh klien. Keterjangkauan Pengetahuan Keterjangkauan pengetahuan ini dimaksudkan agar pria mengetahui tentang pelayanan KB serta dimana mereka dapat memperoleh pelayanan tersebut dan besarnya biaya untuk memperolehnya. Keterjangkauan Psikososial Keterjangkauan psikososial ini dimaksudkan untuk meningkatkan penerimaan partisipasi pria dalam KB secara sosial dan budaya oleh masyarakat, provider, pengambil kebijakan, tokoh agama, tokoh masyarakat. Keterjangkauan Administrasi Keterjangkauan ini dimaksudkan agar ketetapan administrasi medis dan peraturan yang berluka pada semua aspek pelayanan berlaku untuk pria dan wanita BKKBN, 2005. Faktor penguat merupakan faktor penyerta yang datang sesudah perilaku yang memberikan ganjaran, insentif, atau hukuman atas perilaku dan berperan bagi menetap atau lenyapnya perilaku itu, yang termasuk ke dalam faktor ini adalah faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan. Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak. Sumber penguat tentu saja tergantung pada tujuan dan jenis program. Di dalam pendidikan pasien, penguat mungkin berasal dari perawat, dokter, pasien lain, dan keluarga. Apakah penguat ini positif ataukah negatif bergantung pada sikap dan perilaku orang lain yang berkaitan, yang sebagian diantaranya lebih kuat daripada yang lain dalam mempengaruhi perilaku BKKBN, 1999. Program KB selama ini mengarahkan sasaran pada perempuan, sebagian masyarakat masih menganggap KB dan kesehatan reproduksi serta kesehatan ibu hamil merupakan urusan perempuan dimana keputusan untuk ber-KB, pergi periksa kehamilan, imunisasi bayi diserahkan pada kaum perempuan. Beberapa pertimbangan mengapa pria harus imbang terlibat dalam KB dan kesehatan reproduksi antara lain pria/suami merupakan pasangan dalam proses reproduksi, bertanggung jawab secara sosial, moral dan ekonomi dalam membangun keluarga, mempunyai hak-hak kesehatan reproduksi yang sama dengan perempuan. Keterlibatan pria dalam KB dapat diwujudkan melalui perannya berupa dukungan terhadap KB dan penggunaan alat kontrasepsi serta merencanakan jumlah keluarga. Partisipasi pria dalam KB dapat dilakukan dalam bentuk partisipasi langsung maupun tidak langsung. Bentuk partisipasi pria dalam KB secara langsung dapat dilakukan dengan penggunaan alat kontrasepsi dan cara berkontrasepsi seperti penggunaan kondom, vasektomi, metode senggama terputus dan metode pantang berkala/ sistem kalender. Kondom merupakan salah satu alat kontrasepsi pria yang paling mudah dipakai dan diperoleh baik di apotik maupun di toko-toko obat dengan berbagai merek dagang, Penggunaan kondom berfungsi untuk membantu pria atau suami yang mengalami ejakulasi dini,kondom tetapi banyak pria yang merasa penggunaan kondom pada saat melakukan huubungan seksual menimbulkan ketidaknyamanan selain itu kondom juga terkadang meyebabkan gatal karena alergi terhadap bahan karet kondom. Vasektomi merupakan tindakan penutup pemotongan, pengikatan, penyumbatan kedua saluran mani pria/suami sebelah kanan dan kiri; sehingga pada waktu bersanggama, sel mani tidak dapat keluar membuahi sel telur yang mengakibatkan tidak terjadi kehamilan. Tindakan yang dilakukan adalah lebih ringan dari pada sunat atau khinatan pada pria, dan pada umumnya dilakukan sekitar xv-45 menit, dengan cara mengikat dan memotong saluran mani yang terdapat di dalam kantong buah zakar. Kelebihan dari metode KB ini adalah efektivitasnya tinggi untuk mencegah kehamilan, tidak mengganggu hubungan seksual dan lebih aman, karena keluhan lebih sedikit jika dibandingkan dengan kontrasepsi lain, namun kendati memiliki kelebihan banyak pria yang tidak mau melakukan metode KB ini karena metode ini dapat mengurangi keperkasaan. Senggama terputus merupakan metode tertua di dunia, dan metode utama untuk menghindari kehamilan. Konsep metode senggama terputus adalah mengeluarkan kemaluan menjelang terjadinya ejakulasi sehingga sperma dikeluarkan di luar liang senggama. Kelebihan dari metode KB ini adalah tanpa biaya, tidak perlu menggunakan alat/obat kontrasepsi , tidak perlu pemeriksaan medis terlebih dahulu, tidak berbahaya bagi fisik, mudah diterima, merupakan cara yang dapat dirahasiakan pasangan suami-isteri, tidak perlu meminta nasihat pada orang lain, dapat dilakukan setiap saat tanpa memperhatikan masa subur maupun tidak subur, jika dilakukan dengan baik dan benar, namun metodi ini juga mengurangi keterbatasan seperti memerlukan kesiapan mental pasangan suami istri ,memerlukan penguasaan diri yang kuat ,kemungkinan ada sedikit cairan mengadung sperma tertumpah dari zakar dan masuk ke dalam vagina, sehingga dapat terjadi kehamilan, secara psikologis mengurangi kenikmatan dan menimbulkan gangguan hubungan seksual, Jika salah satu dari pasangan tersebut tidak menyetujuinya, dapat menimbulkan ketegangan, sehingga dapat merusak hubungan seksual dan metode ini tidak selalu berhasil. Pantang berkala adalah tidak melakukan hubungan suami istri pada saat masa subur istri. Metode ini memiliki kelebihan tanpa biaya, tanpa memerlukan pemeriksaan medis, dapat diterima oleh pasangan suami-istri yang menolak atau putus asa terhadap metode KB lain dan melibatkan partisipasi suami dalam KB, namun metode ini juga memiliki keterbatasan seperti masa berpantang untuk sanggama sangat lama sehingga menimbulkan rasa kecewa dan kadang-kadang berakibat pasangan tersebut tidak bisa mentaati, tidak tepat untuk ibu-ibu yang mempunyai siklus haid yang tidak teratur, memerlukan waktu half-dozen sampai 12 kali siklus haid untuk menentukan masa subur sebenarnya Endang,2002. Dengan berbagai metode yang ada seharusnya pria ikut serta dalam programme keluarga berencana, dengan berbagai pertimbangan seperti membantu istri setiap saat baik untuk menunda kehamilan, mengatur jarak kehamilan dan mengakhiri kesuburan, menyadari jumlah anak dianggap cukup dan istri tidak cocok menggunakan jenis alat kontrasepsi apapun, empati terhadap istri dan tidak ingin menambah beban istri dengan bertambahnya jumlah anak, sebagai bukti suami sayang kepada istri dan bila istri tidak cocok dengan alat kontrasepsi apapun. Bentuk partisipasi pria dalam KB secara tidak langsung adalah dengan cara mendukung istri dalam ber-KB, apabila disepakati istri yang akan ber-KB peran suami adalah mendukung dan memberikan kebebasan kepada istri untuk menggunakan kontrasepsi atau cara/metode KB. Dukungan yang dapat diberikan adalah memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan keinginan dan kondisi istrinya, membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar, seperti mengingatkan saat minum pil KB, dan mengingatkan istri untuk kontrol, membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi, mengantarkan istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau rujukan, mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti tidak memuaska, membantu menghitung waktu subur, apabila menggunakan metode pantang berkala Azwar, 2005. BAB IV PENUTUP Kesimpulan Permasalahan yang timbul dalam kasus di atas dalah kurangnya partisipasi seorang suami dalam melaksanakan KB langsung sang suami merasa malas untuk menggunakan alat kontrasepsi , sang suami juga mengungapkan bahwa KB pada umumnya dilakukan oleh wanita, sehingga ia merasa tidak perlu ber-KB. Sang suami hanya berperan secara tidak langsung dalam melakukan KB, dalam hal ini suami hanya mendukung istrinya untuk memilih dan menggunakan KB. Saran atau Rekomendasi Perlunya peningkatan KIE melalui paguyuban atau kelompok KB pria tentang alat kontrasepsi pria yaitu kondom dan metode KB vasektomi untuk meningkatkan pengetahuan pria tentang alat kontrasepsi kondom dan metode vasektomi. Perlunya peningkatkan akses pelayanan KB dan KR kesehatan reproduksi pria dengan penyediaan tempat pelayanan KB dan KR pria yang dekat dengan tempat tinggal masyarakat. Kepedulian para pria/suami dalam KB dan kesehatan reproduksi secara mandiri perlu ditingkatkan, agar pembangunan SDM yang berkualitas dapat terbentuk melalui keluarga kecil, sehat dan sejahtera. DAFTAR PUSTAKA Azwar, Azrul, 2005, Kebijakan dan Strategi Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Jakarta. BKKBN, 1999 , Studi Gender Peningkatan Peran Pria Dalam Penggunaan Kontrasepsi di DIY, Kerjasama Fakultas Kedokteran Univ. Muhammadiyah-PUBIO BKKBN Dki jakarta. BKKBN, 2005, Peningkatan Partisipasi Pria dalam KB & KR, Jakarta. Endang, 2002. Buku Sumber Keluarga Berencana, Kesehatan Reproduksi, Gender, dan Pembangunan Kependudukan, BKKBN & UNFPA Jakarta. Imamah, 2009, Perempuan dan Kesehatan Reproduksi, Jurnal Kesetaraan dan Keadilan Gender, 199 – 206. Purwanti, Henny, 2011, Upaya Peningkatan Partisipasi Pria Dalam Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi Sebagai Wujud Kesetaraan Gender, Jurnal Argumentum, 153-169.
Thedivorce rate in Indonesia is increasing sharply, according to data from the Central Bureau of Statistics, it was recorded that 5.89% of the total 67.2 million household couples have divorced
Banyak yang beranggapan bahwa tugas laku-laki setelah menikah adalah mencari nafkah. Berupaya memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan menghasilkan uang yang banyak. Padahal, ketika laki-laki sudah menikah dan memiliki anak, perannya tidak hanya mencari nafkah. Apalagi, dalam agama Islam, ada banyak peran lain yang harus dilakukan sebagai seorang suami dan juga papa. Lalu, sebagai seorang istri, Mama juga harus tahu apa saja peran Papa dalam keluarga menurut Islam. Sebab, Mama yang menjadi pendamping Papa untuk selalu bersamanya dalam mewujudkan keluarga yang bahagia hingga akhir hayat. telah merangkumkan apa saja peran Papa dalam keluarga menurut Islam. Simak penjelasan berikut ini. 1. Memberikan nafkah untuk keluarga Pexels/EVG Photos Peran Papa dalam keluarga menurut Islam diantaranya untuk memberikan nafkah kepada istri dan anak adalah kewajiban di dalam Islam. Dalam surat An-Nisa ayat 34, Allah berfirman, ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَآ أَنفَقُوا۟ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allâh telah melebihkan sebagian mereka laki-laki atas sebagian yang lain wanita dan karena mereka laki-laki telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” Dalam surat ini jelas bahwa Allah telah memberikan kelebihan bagi Papa untuk menafkahkan rezekinya untuk keluarganya. 2. Sosok pemimpin di dalam keluarga Pexels/Emma Bauso Seperti yang sudah Allah katakan dalam surat An-Nisa ayat 34 bahwa laki-laki adalah sosok pemimpin bagi kaum wanita karena telah diberikan kelebihan. Sehingga, peran Papa dalam keluarga menurut Islam adalah sebagai sosok pemimpin di dalam keluarga. 3. Menjadi pelindung bagi anak dan istri Pexels/Victoria Borodinova Di antara kelebihan yang Allah berikan kepada laki-laki bisa terlihat dari fisik. Secara fisik, laki-laki Allah lebihkan dengan otot yang lebih kuat dan bentuk tubuh yang lebih tegap dan kokoh. Jadi, sangat wajar jika peran Papa dalam keluarga menurut Islam adalah sebagai pelindung bagi istri dan anaknya. 4. Berperilaku adil terhadap anak istri Freepik Dalam surat An-Nisa ayat 129 Allah Swt. berfirman, وَلَنْ تَسْتَطِيعُوا أَنْ تَعْدِلُوا بَيْنَ النِّسَاءِ وَلَوْ حَرَصْتُمْ ۖ فَلَا تَمِيلُوا كُلَّ الْمَيْلِ فَتَذَرُوهَا كَالْمُعَلَّقَةِ ۚ وَإِنْ تُصْلِحُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا Artinya,“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isterimu, walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung kepada yang kamu cintai, sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri dari kecurangan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Berperilaku adil terhadap istri juga merupakan peran Papa dalam keluarga menurut Islam. Apabila seorang laki-laki memiliki lebih dari satu istri maka janganlah condong pada salah satunya saja. Ia harus mampu berperilaku adil terhadap istri-istrinya secara harta maupun perhatian. Editors’ Picks 5. Membantu pekerjaan rumah istri Hendaklah seorang suami untuk membantu pekerjaan rumah. Tidak hanya menyerahkan seluruh urusan rumah kepada istri tetapi juga turut serta dalam melakukannya. Perilaku ini adalah apa yang Rasulullah contohkan. Saat ditanya apa yang Rasulullah lakukansaat berada di tengah-tengah keluarganya maka Aisyah ra. berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam biasa membantu pekerjaan keluarganya di rumah. Jika telah tiba waktu shalat, beliau berdiri dan segera menuju shalat,” Muslim. 6. Bermain dan bercanda bersama anak Freepik/senivpetro Sebagai seorang laki-laki yang memiliki anak, peran Papa dalam keluarga menurut Islam ialah senang bermain dan bercanda bersama anak. Ia harus mampu menjadi sosok teman bermain yang menyenangkan bagi anaknya. Perilaku ini juga dicontohkan sering bercanda bersama cucunya, Hasan dan Husein. Beliau juga sering bermain kuda-kudaan dengan cucunya. Dalam suatu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tabrani dari sahabat Jabir, ia mengatakan,“Saat aku menemui Nabi Muhammad SAW dan aku temui beliau sedang berjalan empat kaki main kuda-kudaan dan di atas punggungnya ada Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain dan Rasullah pun bersabda sebaik baiknya unta adalah unta kalian berdua Rasulullah dan sebaik- baik orang adil adalah kalian berdua’,” Al Hadits. seven. Memberikan pendidikan kepada anak sesuai ajaran Islam Freepik/Dusanpetkovic Peran Papa dalam keluarga menurut Islam yang sangat penting ialah memberikan pendidikan kepada anaknya. Pendidikan yang diberikan tentunya sesuai dengan ajaran Islam. Sosok Papa sangat dibutuhkan untuk membentuk karakter dan akhlak yang baik bagi anak. Sosok Papa sangat berpengaruh besar dalam hal ini. Walaupun dikatakan Mama adalah sekolah pertama bagi anak, tetapi tetap Papa diibaratkan sebagai kepala sekolah. Ia yang bertanggung jawab kualitas anak didiknya. viii. Menjadi teladan bagi anak dan istri Freepik/pressfoto Sebagai seorang Papa dalam keluarga yang merupakan kepala keluarga, ia adalah sosok yang harus bisa memberikan teladan kepada anak dan istri. Sosok yang bisa menjadi panutan dalam berbagai hal. Memberikan teladan yang baik bagi seorang Papa sangat penting. Sebab, di saat anaknya dewasa nanti, sosok Papa akan sangat memberikan pengaruh yang besar. Bagi anak laki-laki, papanya akan menjadi office model. Ia akan berharap bisa menjadi sosok laki-laki yang baik seperti papanya. Sedangkan bagi anak perempuan, papanya adalah cinta pertamanya. Ia akan mencari sosok laki-laki yang kelak menjadi suaminya memiliki karakter seperti papanya. nine. Mencarikan pendamping untuk anaknya Unsplash/sharonmccutcheon Saat anak sudah beranjak dewasa dan memasuki masa baligh, maka sebagai orangtua diperbolehkan untuk mencarikan sosok pendamping baginya. Bagi anak perempuan pun, peran Papa dalam keluarga juga sebagai wali pernikahannya. Hal ini sesuai dengan firman-Nya, وَأَنكِحُوا۟ ٱلْأَيَٰمَىٰ مِنكُمْ وَٱلصَّٰلِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَآئِكُمْ ۚ إِن يَكُونُوا۟ فُقَرَآءَ يُغْنِهِمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ “Kawinkanlah anak-anak kamu yang belum kawin dan orang-orang yang sudah waktunya kawin dari hamba-hambamu yang laki-laki ataupun yang perempuan. Jika mereka itu orang-orang yang tidak mampu, maka Allah akan memberikan kekayaan kepada mereka dari anugerah-Nya,” south. An-Nur32. 10. Mendoakan anak dan istri Pixabay/Konevi Jika membaca kisah Nabi Ibrahim yang akan menyembelih Nabi Ismail, pasti Mama bertanya-tanya. Bagaimana bisa sosok Ismail sebagai seorang anak tetap taat kepada ayahnya walaupun ditinggalkan dalam waktu yang cukup lama. Cukup dengan jawaban tauhid, Ismail dengan mantap menjawab keikhlasannya untuk disembelih. Hal itu tidak lain tidak terlepas dari doa yang beliau panjatkan kepada Allah Swt. Doa Nabi Ibrahim ini tertulis di dalam Alquran surat Ibrahim ayat forty, رَبِّ ٱجْعَلْنِى مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ Artinya, “Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” Itulah x peran Papa dalam keluarga menurut Islam yang harus diketahui. Semoga dengan memahami peran Papa dalam keluarga akan semakin berkurang jumlah anak-anak yang kehilangan sosok papanya. Baca juga Ini Perbedaan Gaya Komunikasi Perempuan dan Laki-laki Dapat Kekerasan Verbal & Fisik? Ini 5 Cara Keluar dari Toxic Marriage Bagian dari Rukun Iman, Kenali 20 Nama Lain Hari Kiamat dalam Alquran
2 Orang tua harus mengusahakan suasana kasih dan kebersamaan di rumah. Kasih orang tua merupakan elemen dasar dan sumber yang menentukan kualitas peran orang tua sebagai pendidik ( (lih. Familiaris Consortio, 36)). Suasana kasih harus ada di dalam rumah kita, agar kita dapat mendidik anak- anak kita dengan baik.
Apakah Dalam Keluargamu Ada Perubahan Peran Laki Laki Dan Perempuan – Keluarga dianggap sebagai tempat yang paling aman dan nyaman bagi kebanyakan orang. Keluarga adalah tempat dimana kita dapat mencari perlindungan, kedamaian, dan cinta. Di dalam keluarga, peran laki-laki dan perempuan sangat penting. Mereka memiliki tugas yang berbeda, dan mereka berkolaborasi untuk menciptakan suasana yang harmonis di dalam keluarga. Dahulu, peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga sangat kental dan konvensional. Laki-laki dianggap sebagai pencari nafkah dan pemimpin rumah tangga, sementara perempuan dianggap sebagai ibu rumah tangga yang bertanggung jawab atas pekerjaan rumah tangga dan membesarkan anak-anak. Namun, seiring berjalannya waktu, peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga telah mengalami perubahan. Dalam keluarga saya, peran laki-laki dan perempuan juga telah berubah. Ibuku, misalnya, adalah seorang ibu rumah tangga yang kuat dan mandiri. Ia mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan membesarkan anak-anak dengan baik. Sementara itu, ayah saya adalah seorang pencari nafkah dan juga ikut serta dalam beberapa pekerjaan rumah tangga. Selain itu, ayah saya juga tidak malu untuk membantu ibu saya dalam membesarkan anak-anak. Ayah saya juga selalu setia membantu ibu saya dalam membuat keputusan-keputusan penting bagi keluarga. Dengan demikian, dalam keluarga kami, laki-laki dan perempuan bekerja sama dan mengambil bagian dalam menciptakan suasana yang harmonis. Perubahan peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga telah menyebabkan perubahan sosial, budaya, dan ekonomi di seluruh dunia. Dengan laki-laki dan perempuan yang saling bekerja sama dan mengambil bagian dalam menjalankan rumah tangga, keluarga menjadi lebih kuat dan stabil. Ini telah membantu dalam pembangunan masyarakat dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman. Meskipun telah banyak perubahan dalam peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga, penting untuk diingat bahwa tidak ada satu cara yang paling benar untuk menjalankan sebuah keluarga. Setiap keluarga akan memiliki cara mereka sendiri untuk mengatur dan mengelola tugas-tugas dalam keluarga. Dengan begitu, setiap keluarga dapat mencapai tujuan mereka dan membangun keluarga yang kuat dan harmonis. Penjelasan Lengkap Apakah Dalam Keluargamu Ada Perubahan Peran Laki Laki Dan Perempuan1. Peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga telah berubah seiring berjalannya waktu. 2. Di keluarga saya, ibu adalah seorang ibu rumah tangga yang mandiri dan kuat, sementara ayah juga ikut serta dalam beberapa pekerjaan rumah tangga. 3. Ayah saya juga tidak malu untuk membantu ibu saya dalam membesarkan anak-anak dan membuat keputusan-keputusan penting bagi keluarga. 4. Perubahan peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga telah menyebabkan perubahan sosial, budaya, dan ekonomi di seluruh dunia. 5. Tidak ada satu cara yang paling benar untuk menjalankan sebuah keluarga, karena setiap keluarga akan memiliki cara mereka sendiri untuk mengatur dan mengelola tugas-tugas dalam keluarga. 6. Dengan laki-laki dan perempuan yang saling bekerja sama dan mengambil bagian dalam menjalankan rumah tangga, keluarga menjadi lebih kuat dan stabil. 1. Peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga telah berubah seiring berjalannya waktu. Keluarga adalah salah satu institusi yang paling kuat dalam masyarakat, dan sebagai tempat untuk mendapatkan dukungan dan pengalaman kehidupan yang berharga. Sebagai tempat yang paling penting bagi kehidupan sosial, keluarga telah dihadapkan dengan berbagai perubahan, termasuk perubahan peran laki-laki dan perempuan. Seiring berjalannya waktu, peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga telah berubah secara signifikan. Sebelumnya, peran laki-laki dalam keluarga lebih ditujukan untuk menyediakan kebutuhan keluarga dan menjadi pendukung utama. Mereka dianggap sebagai kepala keluarga yang membuat keputusan penting untuk keluarga dan juga menjadi penyangga utama keluarga. Peran perempuan biasanya lebih terbatas pada tugas-tugas domestik dan tanggung jawab mengurus anak. Namun, seiring berjalannya waktu, isi dan struktur peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga telah berubah. Laki-laki dan perempuan kini memiliki peran yang lebih seimbang dalam berbagai aspek kehidupan keluarga. Laki-laki kini lebih bertanggung jawab untuk menyediakan dan mengurus anak, serta membantu ibu rumah tangga dalam melakukan pekerjaan rumah tangga. Sedangkan peran perempuan telah berkembang, sekarang mereka juga dapat menjadi pendukung utama dan pencari nafkah bagi keluarga. Mereka juga dapat menjadi bagian penting dalam pengambilan keputusan keluarga dan menjadi pendukung utama anggota keluarga lainnya. Kebutuhan keluarga modern yang semakin kompleks dan membutuhkan keterlibatan kedua belah pihak juga memiliki dampak besar terhadap perubahan peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga. Sebagai contoh, laki-laki dan perempuan kini dapat bekerja sama untuk mengurangi beban kerja dan mengatur waktu untuk mencapai tujuan keluarga. Dengan perubahan ini, laki-laki dan perempuan dalam keluarga kini memiliki peran yang lebih seimbang. Mereka dapat bekerja sama untuk menangani masalah dan bertanggung jawab untuk berbagi tugas sehari-hari. Hal ini telah membantu menciptakan keluarga yang lebih harmonis dan sehat. Jadi, perubahan peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga telah terjadi seiring berjalannya waktu. Peran laki-laki dan perempuan kini lebih seimbang dan saling terkait, yang membantu menciptakan keluarga yang lebih harmonis dan sehat. Dengan adanya perubahan ini, masyarakat dapat menikmati manfaat yang lebih baik dari keluarga modern. 2. Di keluarga saya, ibu adalah seorang ibu rumah tangga yang mandiri dan kuat, sementara ayah juga ikut serta dalam beberapa pekerjaan rumah tangga. Keluarga adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Mereka adalah orang-orang yang berdampingan dan saling menghormati satu sama lain. Terutama di dalam keluarga, peran laki-laki dan perempuan akan berbeda. Dalam keluarga saya, ibu adalah seorang ibu rumah tangga yang mandiri dan kuat, sementara ayah juga ikut serta dalam beberapa pekerjaan rumah tangga. Jadi, dalam keluarga kami, ayah dan ibu berbagi tanggung jawab untuk menjaga rumah tangga. Ayah saya adalah seorang pekerja profesional yang bekerja di luar rumah. Dia memiliki pekerjaan yang menuntut banyak waktu dan konsentrasi, sehingga dia jarang ada di rumah. Namun, meskipun dia jarang ada di rumah, dia masih berpartisipasi aktif dalam beberapa pekerjaan rumah tangga. Dia sering membantu ibu saya dengan mencuci piring, menyapu lantai, dan membantu dalam urusan lainnya. Selain itu, dia juga membantu saya dan adik saya dalam beberapa tugas rumah tangga yang lebih berat. Ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga yang mandiri dan kuat. Dia menangani semua pekerjaan rumah tangga seperti membersihkan rumah, memasak, membeli barang-barang kebutuhan, dan lain sebagainya. Dia juga bertanggung jawab untuk menjaga keluarga kami dan menjaga anak-anaknya. Dia juga mengatur jadwal keluarga kami dan bertanggung jawab atas semua aktivitas kami. Dalam keluarga saya, ayah dan ibu berbagi tanggung jawab untuk menjaga rumah tangga dan anak-anaknya. Mereka membentuk tim manajemen yang kuat dan berbagi tanggung jawab untuk mencapai tujuan. Ayah saya berpartisipasi aktif dalam beberapa pekerjaan rumah tangga, sementara ibu saya menangani sebagian besar pekerjaan rumah tangga. Ini memungkinkan kami untuk mencapai keseimbangan dalam keluarga kami. Dalam keluarga saya, peran laki-laki dan perempuan telah berubah seiring berjalannya waktu. Ini terutama berlaku untuk ibu saya. Dia telah berhasil menjadi seorang ibu rumah tangga yang mandiri dan kuat. Dia bisa melakukan pekerjaan rumah tangga sendiri tanpa perlu bantuan ayah saya, meskipun ayah saya masih ikut serta dalam beberapa pekerjaan rumah tangga. Ini menunjukkan bahwa dalam keluarga saya, peran laki-laki dan perempuan telah berubah dan keseimbangan telah tercapai. 3. Ayah saya juga tidak malu untuk membantu ibu saya dalam membesarkan anak-anak dan membuat keputusan-keputusan penting bagi keluarga. Keluarga adalah tempat dimana laki-laki dan perempuan memiliki peran yang berbeda dan saling melengkapi. Di masa lalu, peran laki-laki dan perempuan di keluarga sangat jelas. Laki-laki berperan sebagai penyangga keluarga dan perempuan berperan sebagai pendukung keluarga. Namun, di era modern ini, peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga telah berkembang. Di keluarga saya, contohnya, ada perubahan yang cukup signifikan dalam peran laki-laki dan perempuan. Ayah saya adalah sosok yang sangat modern dan melakukan banyak hal untuk membantu ibu saya. Dia selalu berbagi tanggung jawab dalam mengasuh anak-anak. Dia juga menyediakan banyak hal untuk mendukung kebutuhan keluarga. Selain itu, ayah saya juga tidak malu untuk membantu ibu saya dalam membesarkan anak-anak dan membuat keputusan-keputusan penting bagi keluarga. Dia selalu memiliki pandangannya sendiri tentang masalah-masalah keluarga dan menghormati pandangan ibu saya. Dia juga tidak malu untuk menjadi pendengar yang baik dan membantu ibu saya dalam menyelesaikan masalah-masalah keluarga. Ketika saya melihat bagaimana ayah saya berperan dalam keluarga, saya merasa sangat bangga dan terinspirasi. Hal ini telah membantu saya untuk memahami bahwa laki-laki dan perempuan harus saling mendukung dalam keluarga dan memiliki peran yang lebih fleksibel. Oleh karena itu, di keluarga saya, peran laki-laki dan perempuan telah berkembang. Ayah saya membuktikan bahwa laki-laki dan perempuan dapat saling mendukung dan memiliki peran yang berbeda dalam keluarga, dan ini telah menginspirasi saya untuk lebih menghargai peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga. 4. Perubahan peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga telah menyebabkan perubahan sosial, budaya, dan ekonomi di seluruh dunia. Perubahan peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga telah menyebabkan perubahan sosial, budaya, dan ekonomi di seluruh dunia. Ini berarti bahwa keluarga telah mengambil peran penting dalam menentukan sosial, budaya, dan ekonomi di seluruh dunia. Terutama di negara-negara berkembang, perubahan peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga telah membantu meningkatkan kesetaraan gender. Perubahan peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga telah berpengaruh pada sosial, budaya, dan ekonomi di seluruh dunia. Pada awalnya, laki-laki dianggap sebagai pemimpin keluarga, sementara perempuan dianggap sebagai pengurus rumah tangga. Namun, perubahan dalam peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga telah menyebabkan perempuan mulai mengambil peran lebih aktif dalam keluarga, seperti membantu mencari nafkah dan mengurus keluarga. Hal ini telah membantu meningkatkan kesetaraan gender di seluruh dunia. Perubahan dalam peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga juga telah mempengaruhi budaya dan ekonomi di seluruh dunia. Perempuan yang lebih aktif dalam keluarga telah membantu meningkatkan tingkat partisipasi ekonomi mereka, yang pada gilirannya telah memberikan dampak positif pada perekonomian secara keseluruhan. Para perempuan juga telah mulai mengambil peran yang lebih aktif dalam kebudayaan masyarakat, seperti menjadi pemimpin, ahli politik, dan lainnya. Hal ini telah membantu meningkatkan kesetaraan gender di seluruh dunia. Perubahan peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga telah menyebabkan perubahan sosial, budaya, dan ekonomi di seluruh dunia. Selama bertahun-tahun, laki-laki dianggap sebagai pemimpin keluarga, sementara perempuan dianggap sebagai pengurus rumah tangga. Namun, perubahan dalam peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga telah membantu meningkatkan kesetaraan gender, mempengaruhi budaya dan ekonomi di seluruh dunia, dan membantu meningkatkan kesetaraan gender di seluruh dunia. Dengan demikian, perubahan peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga telah memiliki dampak yang luar biasa pada sosial, budaya, dan ekonomi di seluruh dunia. 5. Tidak ada satu cara yang paling benar untuk menjalankan sebuah keluarga, karena setiap keluarga akan memiliki cara mereka sendiri untuk mengatur dan mengelola tugas-tugas dalam keluarga. Keluarga merupakan tempat bagi individu untuk tumbuh dan belajar. Setiap keluarga memiliki struktur dan cara berbeda untuk mengatur dan mengelola tugas mereka. Struktur dan cara yang unik ini menciptakan perbedaan dalam cara laki-laki dan perempuan dalam menjalankan tugas-tugas dalam keluarga. Dalam beberapa keluarga, laki-laki dan perempuan memiliki peran yang berbeda dan tanggung jawab yang berbeda. Perempuan mungkin bertanggung jawab atas tugas-tugas domestik seperti memasak, mencuci, mengurus anak, membersihkan rumah dan mengurus keuangan. Laki-laki di sisi lain mungkin bertanggung jawab atas pekerjaan luar rumah seperti mencari nafkah dan berperan sebagai pemimpin. Namun, dalam beberapa keluarga, peran laki-laki dan perempuan tidak terbatas pada tugas-tugas yang telah disebutkan di atas. Beberapa keluarga mulai melihat laki-laki dan perempuan memiliki peran yang sama dan sama pentingnya dalam menjalankan tugas-tugas dalam keluarga. Dalam keluarga-keluarga ini, laki-laki dan perempuan mungkin bertanggung jawab atas tugas-tugas luar rumah dan domestik seperti memasak, mencuci, mengurus anak, membersihkan rumah dan mengurus keuangan. Perubahan ini mencerminkan perubahan pandangan masyarakat tentang peran laki-laki dan perempuan. Masyarakat mulai menghargai bahwa laki-laki dan perempuan memiliki potensi yang sama untuk menjalankan tugas-tugas dalam keluarga, dan bahwa mereka harus dihargai dan dihormati sebagai mitra yang setara. Tidak ada satu cara yang paling benar untuk menjalankan sebuah keluarga, karena setiap keluarga akan memiliki cara mereka sendiri untuk mengatur dan mengelola tugas-tugas dalam keluarga. Beberapa keluarga mungkin memiliki peran yang berbeda untuk laki-laki dan perempuan, sedangkan yang lain mungkin mendorong laki-laki dan perempuan untuk memiliki peran yang sama dan sama penting dalam menjalankan tugas-tugas dalam keluarga. Namun satu hal yang pasti adalah bahwa setiap keluarga harus dihormati dan diterima sebagaimana adanya. 6. Dengan laki-laki dan perempuan yang saling bekerja sama dan mengambil bagian dalam menjalankan rumah tangga, keluarga menjadi lebih kuat dan stabil. Perubahan peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga telah menyebabkan perubahan yang signifikan dalam struktur dan dinamika keluarga. Perbedaan tersebut telah menyebabkan perubahan dalam hal bagaimana orang melihat hubungan antara laki-laki dan perempuan, bagaimana orang saling berkomunikasi dan bagaimana orang menangani masalah yang muncul dalam kehidupan keluarga mereka. Pada dasarnya, perubahan peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga berimplikasi pada pembagian tugas di rumah, yang merupakan bagian yang sangat penting untuk memastikan keluarga berfungsi dengan baik. Pada masa lalu, laki-laki dianggap sebagai “kepala keluarga” dan bertanggung jawab untuk mencari nafkah, sementara perempuan bertanggung jawab untuk rumah tangga dan mengurus anak-anak. Namun, di zaman modern ini, pembagian tugas telah berubah. Kebanyakan laki-laki saat ini lebih terlibat dalam aspek lain kehidupan keluarga, seperti mengurus anak-anak, membantu dalam pekerjaan rumah tangga, dan menjadi pendengar yang setia bagi istri mereka. Pada saat yang sama, perempuan kini lebih memiliki peluang untuk mengejar karier mereka dan berpartisipasi dalam pekerjaan ekonomi. Dengan begitu, keduanya saling bekerja sama dan berbagi tugas untuk menjalankan rumah tangga. Dengan laki-laki dan perempuan yang saling bekerja sama dan mengambil bagian dalam menjalankan rumah tangga, keluarga menjadi lebih kuat dan stabil. Ini karena mereka dapat mengambil keputusan dan mencapai tujuan bersama. Keduanya juga dapat bertukar pendapat dan bertukar informasi tentang permasalahan yang dihadapi, sehingga pemecahan masalah menjadi lebih mudah. Pembagian tugas yang lebih adil juga dapat membantu meningkatkan kepuasan dan kedekatan dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan. Ini karena keduanya merasa dihargai dan dihormati karena mereka juga mengambil bagian dalam mencapai tujuan bersama. Hal ini juga dapat membantu membangun rasa saling percaya di antara pasangan. Perubahan peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga juga membantu mengurangi stres yang dialami oleh anggota keluarga. Hal ini karena semua orang memiliki peran yang jelas dalam rumah tangga dan dapat saling membantu satu sama lain. Ini juga memungkinkan anggota keluarga untuk memiliki waktu untuk bersenang-senang bersama dan menikmati kegiatan bersama. Perubahan peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga telah menyebabkan perubahan signifikan dalam struktur dan dinamika keluarga. Dengan laki-laki dan perempuan yang saling bekerja sama dan mengambil bagian dalam menjalankan rumah tangga, keluarga menjadi lebih kuat dan stabil. Hal ini juga dapat membantu meningkatkan komunikasi, pemecahan masalah, kepuasan, dan rasa saling percaya antara pasangan. Pembagian tugas yang lebih adil juga dapat membantu mengurangi stres yang dialami oleh anggota keluarga.
Adabanyak kisah dan cerita dalam kehidupan ini, dan sumber semua itu adalah permasalahan, semakin besar permasalahan hidup yang kita hadapi semakin seksi pula ceritanya untuk di jalani. Jika kita berbicara tentang perspektif antara peran perempuan dan laki-laki. Tentunya potensi kedamaian itu sangatlah dekat pada perempuan, sedekat urat
APAKAH DALAM KELUARGA MU ADA PERUBAHAN PERAN LAKI LAKI DAN PEREMPUAN YANG DI AKIBATKAN OLEH MODERNISASI KALAU ADA SEPERTI APA BENTUK NYA
Seorangprofessor Wittenberg University pada tahun 1595 mempertnayakan apakah perempuan itu manusia atau bukan. Justru kami sangat sedih melihat bagaimana kalian berjuang untuk menyetarakan wanita dan pria tanpa ada tuntunan yang jelas. Sedangkan dalam Islam kesetaraan laki-laki dan perempuan diatur sesuai koridornya masing-masing.
. 321 362 404 89 137 36 349 334

apakah dalam keluargamu ada perubahan peran laki laki dan perempuan